Friday, June 16, 2006

Pesan Iyem

Jangan pancarkan mata ketakutan itu wahai buyung
manakala bajingan itu mendekat
biar bagaimana pun ia adalah ayahmu

tenang saja duduk di tempatmu wahai buyung
ibu akan melindungimu
biar ia tampar lagi pipi ini
biar ia jenggut lagi rambut ini
asal tangannya tidak sampai melayang padamu

kumpulkan keberanianmu wahai buyung
bila ia mengamuk lagi
tulikan saja telingamu
walaupun susah sungguh
menafikkan gelegar yang memekakan telingamu
pasti kau bisa
lihat, ibu saja mahir melakukannya

jangan tundukkan wajahmu wahai buyung
bila ia mengganas
paling-paling karena kalah judi lagi
padahal uang yang ia rampas dari ibu tadi pagi
adalah sisa uang kita bulan ini untuk beli beras
entah besok kita makan apa
mungkin ketela lagi yang kita tanam di belakang rumah

jangan gemetar wahai buyung
walau bau tuak keras tercium dari mulutnya
paling-paling setelah ia puas memukuli ibu
ia akan tertidur kelelahan bagai bayi
saat itulah kau harus antar ibu ke bidan ujung kampung
bilang saja ibu jatuh dekat sumur
bilang saja...
bilang saja...

Beban

Satu beban telah kulepas
kuikhlaskan suratan yang diberikan olehNya
Sang Khalik yang lebih mengetahui
daripada hambaNya

Astaghfirullah,
hamba percaya setiap cobaan membawa hikmah
AllahuAkbar
hamba yakin semua dariNya adalah yang terbaik

Dibalik kesulitan ada kemudahan
Dibalik keburukan ada keindahan
Dibalik airmata ada tawa

Satu beban telah kulepas
semoga beban lainnya segera terangkat
InsyaAllah...

Wednesday, June 14, 2006

Be honest and frank anyway...

If you are honest and frank, people may cheat you. Be honest and frank anyway...

Jaman sekarang untuk jadi orang yang jujur bukan perkara yang mudah. Bisa-bisa kita malah dianggap aneh. Lebih parahnya lagi, sejujur apapun kita dalam mengerjakan sesuatu, apalagi sebuah proyek, orang sudah menilai atau mencap kita tidak jujur. Karena apa? Karena memang demikianlah yang menjadi mode saat ini.

Contohnya, saat ini kebetulan saya memegang proyek yang kata orang proyek 'basah'. Sejak awal memegang proyek tersebut saya sudah bertekat no matter what saya akan berlaku sejujur-jujurnya sesuai dengan prinsip yang selama ini saya anut. Anehnya sewaktu saya kekeuh menjalankan prinsip tersebut, saya malah diketawain orang. Dianggap sok suci lah. Dianggap naif lah, dsb. Ini benar terjadi lho.

Belum lagi perkara uang tips atau hadiah atau buah tangan atau whatever lah sebutannya. Ada yang berpendapat, selama kita tidak meminta melainkan diberikan secara sukarela oleh supplier atau siapapun rekan bisnis kita, sah-sah saja kita menerimanya. Anggap saja hadiah. Apa memang demikian?

Tapi saya kok tidak bisa ya? Bagi saya, sekali kita menerima pemberian dari mereka, pasti sedikit banyak ada rasa hutang budi dalam hati kita. Yah, walaupun statusnya sukarela, tapi niat sipemberi kan jelas. Pasti ada pamrihnya. Entah itu supaya kontraknya diperpanjang, atau produknya dipakai terus dsb. Ya kan? Iyalah.

Seorang kenalan saya pernah mengatakan sambil becanda; daripada sudah berusaha jujur tapi dicap tidak jujur juga, ya mendingan sekalian saja tidak jujur. Hehehe, itu mah memang niatnya. Padahal, meminjam tausiyah dari Aa Gym, uang yang tidak barokah tidak akan dapat memberi ketenangan, walau sebanyak apapun akan tetap kekurangan dan akan membuat kita hina. Jadi marilah kita bersama-sama berdoa agar dilindungi selalu oleh Allah SWT dari rezeki yang tidak halal. Amin.