Thursday, February 24, 2005

Sedih? Kecewa?

Rasa sedih, kecewa, demotivasi memang bisa menimpa siapa saja. Begitu pula saya. Saya, yang pernah beberapa kali memberikan training motivasi untuk rekan-rekan saya di kantor, ternyata kena tulahnya juga. Selama ini saya menganggap diri saya, tanpa bermaksud menyombong, adalah orang yang positif - setidaknya saya selalu berusaha untuk berpikir positif. Tapi baru-baru ini suatu perubahan besar terjadi di organisasi tempat saya bekerja yang menempatkan saya pada posisi yang tidak ideal. Hal ini membuat saya kecewa dan sempat demotivasi. Saya merasa apa yang selama ini telah saya perjuangkan dan saya rintis sisa-sia saja. Saya sempat, lho, kehilangan motivasi.



Tapi ada benarnya bila dikatakan motivasi itu seperti iman, turun naik. Dan semua itu tergantung si individu bagaimana untuk mengatasinya. Karena hanya si individu itu sendirilah yang bisa memberikan motivasi untuk dirinya, orang lain hanyalah sebagai sarana. Saya suka sekali akan konsep dimana setiap pagi saat bangun tidur kita mengharuskan diri kita sendiri untuk memilih apakah kita ingin bahagia atau sedih hari itu. Tentu saja orang yang berpikiran positif, tanpa ragu, akan memilih untuk bahagia.



Jadi kesimpulannya adalah semua tergantung dari PILIHAN kita. Bagaimana kita ingin menjalani hidup ini. Stress, kecewa, sedih, demotivasi boleh-boleh saja, karena itu adalah hal yang manusiawi. Namun jangan berlarut-larut atau berkelanjutan. Begitu perasaan negatif tersebut datang pada kita, kita harus cepat-cepat berkata STOP. Jangan mau dikuasai olehnya. Seperti kata pepatah, hidup ini terlalu singkat - oleh sebab itu jangan habiskan waktu anda dengan bersedih. Bergembiralah. Lepaskan beban. Cari sarana pelepasan. Bila anda punya hobby, itu akan sangat membantu mengalihkan pikiran negatif kita menjadi satu hal yang positif ataupun kreatif. Beberapa seniman besar seperti Wolfgang, Dante, Vincent adalah merupakan contoh orang-orang yang berhasil mengalihkan pikiran negatif mereka ke karya-karya seni yang indah dan tak lekang oleh zaman.



Salah satu kiat saya untuk selalu berpikir positif adalah dengan banyak membaca buku mengenai motivasi. Dari situ kita banyak belajar mengenai cara menanggulangi permasalahan baik dalam pekerjaan ataupun dalam hidup. Memberikan training motivasi juga seperti mengingatkan saya kembali akan nilai-nilai positif yang saya yakini. Malu, kan, bila kita yang biasa memberikan training mengenai motivasi ternyata tidak dapat memotivasi diri sendiri.



Nah, bagaimana bila kita menemui kegagalan? Beri waktu pada diri anda untuk kecewa, tapi jangan lama-lama. Langsung bangkitkan kembali motivasi kita. Pelajari apa penyebab kegagalan itu bisa terjadi dan bagaimana mengatasinya. Kalau perlu anda istirahat sebentar sebelum mencoba lagi.



Saya merasa diri saya adalah seorang yang optimis, tapi semua itu tidak datang tiba-tiba. Terus terang saja, optimis sebenarnya bukanlah sifat dasar saya. Kalau saya biarkan diri saya, saya sebenarnya orang yang pemurung dan mudah putus asa. Tapi saya tidak mau dikuasai oleh sifat tersebut. Sedikit demi sedikit saya berusaha berevolusi - dan ternyata hasilnya cukup memuaskan. Setiap saya terbentur masalah, hal pertama yang saya pikirkan adalah bagaimana saya mengatasinya. Peluang apa yang bisa saya dapatkan untuk bisa keluar dari masalah tersebut. Saya tidak membiarkan diri saya mengasihani diri sendiri. Saya pernah seperti itu dan saya tidak mau kembali lagi. Dan satu hal lagi yang saya pelajari baru-baru ini (tidak ada kata terlambat untuk belajar) adalah untuk tidak mendengarkan kata-kata negatif dari orang lain. Saya tidak mau diri saya diatur oleh apa yang orang pikir tentang saya karena mereka tidak kenal saya seperti saya mengenal diri saya sendiri.



Hal lain yang ingin saya pelajari adalah menjadi asertif. Seperti umumnya orang timur, saya sering merasa pekeweuh bila harus bersikap asertif, berani menuntut atau meminta hak kita. Apalagi saya orang Jawa. Aduh banyak, deh, aturan yang mengharuskan diri kita untuk menjadi orang yang berani nerimo, sabar dan tidak banyak menuntut. Terus terang saya belum bisa 100% merasa asertif dalam artian positif. Tapi saya berjanji pada diri saya sendiri untuk mencoba. Bagaimana dengan anda?

No comments: