Tuesday, February 07, 2006

My life is fulfilled!

Dua minggu terakhir ini merupakan pengalaman yang luar biasa untuk saya. Pembantu saya terpaksa saya pulangkan karena sakit cacar air, sementara pembantu saya lainnya sudah pulang lebih dahulu sebulan sebelumnya untuk menikah di kampung. Otomatis, saya sama sekali tidak mempunyai pembantu di rumah. Padahal saya seorang ibu yang bekerja dengan dua orang anak yang masih kecil-kecil (yang sulung berumur lima tahun dan yang bungsu belum genap 4 bulan). Bisa kebayang kan betapa repotnya. Cuti? Oho, baru saja selesai cuti melahirkan tempo hari masak mau cuti lagi?

Dalam keadaan force majeur seperti ini, siapa lagi kalau bukan Ibu saya yang menjadi tempat tumpuan harapan. Setiap hari saya titipkan kedua anak saya kepada Ibu saya yang hanya mempunyai seorang pembantu. (Ihik, sebenarnya tidak tega juga merepotkan Mamah, tapi bagaimana lagi?). Setiap pagi saya, suami dan anak-anak seperti bedol desa keluar dari rumah sebelum matahari di ufuk timur benar-benar tersenyum. Pertama menuju rumah Ibu saya untuk menitipkan si adik bayi, setelah itu mengantar si sulung ke sekolah yang jaraknya lumayan cukup jauh dari rumah Ibu saya (Untunglah kami sudah mempunyai seorang tukang ojek langganan yang bisa mengantar anak saya ke rumah eyangnya saat pulang sekolah). Baru terakhir kami berangkat bekerja. Malamnya sepulang kerja kami mampir lagi ke rumah Ibu saya untuk menjemput anak-anak kembali.

Capek? Tentu saja. Apalagi kalau siangnya di kantor pekerjaan sedang banyak banget. Malah kadang saking capeknya, keluar deh betenya saya yang sering bikin suami jadi ikut-ikut jengkel. Kalau nggak kuat-kuat menahan diri, pasti akhirannya bisa jadi bertengkar mulut. Tapi di tengah kekacauan ini, saya diam-diam mengucap syukur kepada Allah. Saya mempunyai keluarga besar yang sangat mendukung. Tanpa mereka, terutama Ibu saya, saya pasti sudah KO di tengah jalan. Saya juga berterima kasih kepada suami yang mau ikutan repot, yang mau bahu-membahu mengurusi pekerjaan rumah tangga termasuk menidurkan si bayi sewaktu saya repot cuci piring tadi malam. Subhanallah, cobaan yang sedang saya alami ini malah membuat hidup saya terasa fulfilled sehingga tanpa sadar saat saya akrobat menyiapkan sarapan sambil memandikan si sulung pagi tadi saya sempat bersiul-siul kecil dengan hati bahagia. Alhamdulillah.

No comments: