Tuesday, June 29, 2010

Are We There Yet?

Suatu hari saat saya sedang corat-coret di buku catatan saya, anak bungsu saya si Bimo bertanya, "Ibu lagi ngapain?".  
Karena konsentrasi saya sedang tertuju pada apa yang saya tulis, saya menjawab sekenanya: "Corat-coret."
Rupanya jawaban singkat saya tidak memuaskan rasa ingin tahunya, dia bertanya lagi: "corat-coret apa?"
Konsentrasi saya mulai sedikit terbelah: "Cita-cita Ibu, tujuan hidup."
"Sudah sampai belum Bu?"
"Apanya yang sudah sampai, nak?" tanya saya bingung.
Bimo mendecak tidak sabar, "Katanya, Ibu lagi corat-coret tujuan hidup. Makanya aku tanya, Ibu sudah sampai belum ke tujuan Ibu?"
Whoaaa....a very good question, indeed. Am I there yet?
 
    Saya percaya, dalam menjalani hidup kita perlu bermimpi. Oleh karena itu, saya selalu mempunyai semacam buku writing note atau yang saya sebut buku cita-cita dimana saya selalu menuliskan tujuan-tujuan hidup saya dan rencana-rencana, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Dan karena si bungsu saya bertanya apakah saya sudah sampai ke tujuan hidup saya, tiba-tiba saya merasa perlu untuk melihat-lihat dan membaca-baca kembali apa saja cita-cita dan harapan yang telah saya tulis di buku cita-cita saya selama 2 tahun terakhir ini. Tenyata buaaannnyyaaak sekali. (What can I say, I am a dreamer). Dan ternyata lagi, saya belum mencapai sebagian besar cita-cita dan tujuan hidup yang saya tulis di buku cita-cita saya itu. Kecewa? Tidaklah, karena hidup saya selalu dipenuhi dengan target dan mimpi-mimpi. Tanpa target dan mimpi-mimpi saya merasa seperti tidak memiliki tujuan dalam hidup. Tiap kali satu cita-cita tercapai, saya biasanya akan menulis cita-cita baru lagi. Demikian seterusnya.
 
    Tapi apakah bermimpi saja cukup? Bagi saya tidak. Kalau kita berani bermimpi, berarti kita juga harus berani untuk mewujudkannya. Dengan kata lain, selain bermimpi dan berdoa agar cita-cita kita tercapai, kita juga harus mau berikhtiar.  Hidup ini berjuang, bukan? Tapi jangan dibawa terlalu serius atau ngoyo ya, takutnya giliran target atau cita-cita kita tidak tercapai, kita jadi putus asa. Aduh amit-amit deh.
 
    Jadi bagaimana dong? Saya yakin semua orang pasti punya kiat sendiri-sendiri. Kalau saya, biasanya selalu punya plan A dan plan B. Contohnya, walaupun saat ini saya bekerja full time di sebuah perusahaan swasta, tapi saya juga ambil kerja paruh waktu. Gaji yang saya dapat dari bekerja full time di perusahaan swasta saya gunakan untuk target jangka pendek, sedang yang dari paruh waktu untuk jangka panjang. Satu mantera ajaib baru-baru ini saya dapat dari buku berjudul Negeri 5 Menara karangan A. Fuadi adalah Man Jadda Wa Jada, Siapa yang bersungguh-sungguh niscaya ia akan berhasil. Mantera yang satu ini selalu berhasil untuk memompa semangat saya manakala saya merasa down atau lelah di tengah-tengah jalan menuju cita-cita.
 
    Mungkin bagi sebagian orang cara berpikir saya ini ambisius. Tapi kalau kita merujuk pada firman Allah: Carilah kebahagiaan hidup di akhirat, tapi jangan lupakan kebahagiaan hidupmu di dunia (Q. S. 28: 77), maka kita harusnya mahfum bahwa Allah menginginkan hambanya untuk berikhtiar selain tentu saja beribadah kepadaNya. So, am I there yet? Not yet. Cause if I am, then I am finish.
 

No comments: