Jangan pancarkan mata ketakutan itu wahai buyung
manakala bajingan itu mendekat
biar bagaimana pun ia adalah ayahmu
tenang saja duduk di tempatmu wahai buyung
ibu akan melindungimu
biar ia tampar lagi pipi ini
biar ia jenggut lagi rambut ini
asal tangannya tidak sampai melayang padamu
kumpulkan keberanianmu wahai buyung
bila ia mengamuk lagi
tulikan saja telingamu
walaupun susah sungguh
menafikkan gelegar yang memekakan telingamu
pasti kau bisa
lihat, ibu saja mahir melakukannya
jangan tundukkan wajahmu wahai buyung
bila ia mengganas
paling-paling karena kalah judi lagi
padahal uang yang ia rampas dari ibu tadi pagi
adalah sisa uang kita bulan ini untuk beli beras
entah besok kita makan apa
mungkin ketela lagi yang kita tanam di belakang rumah
jangan gemetar wahai buyung
walau bau tuak keras tercium dari mulutnya
paling-paling setelah ia puas memukuli ibu
ia akan tertidur kelelahan bagai bayi
saat itulah kau harus antar ibu ke bidan ujung kampung
bilang saja ibu jatuh dekat sumur
bilang saja...
bilang saja...
Friday, June 16, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment