Sunday, June 14, 2009

HAPE

Di suatu Minggu pagi yang cerah saya diundang seorang sahabat lama untuk kumpul-kumpul di rumahnya. Biasalah, ngobrol-ngobrol sambil rujakan dengan teman satu gang waktu jaman kuliah dulu. Kami janjian untuk being single lagi, setidaknya untuk hari itu, alias adalah tidak bawa anak ataupun suami. Tuan rumah pun juga mengungsikan anak dan suaminya ke rumah mertuanya. Hehehe… biar enak dan seru ngobrolnya.
Namanya juga Ibu-ibu, ada aja yang digosipin. Dari mulai fashion terbaru, tumbuh kembang anak-anak sampai ke urusan gadget. Salah satu teman saya yang memang sosialita sekali, akhirnya dengan malu-malu memamerkan blackberry-nya. Katanya dia juga sudah ikutan klub gaul ponsel ajaib itu. Iseng-iseng saya tanya fitur-fiturnya. Sok tahu aja, kebetulan saya baru baca tentang barang ajaib satu itu dari sebuah majalah. Eh dia malah mengaku masih kurang ‘ngeh’ cara menggunakan blackberry-nya. Terutama cara menggunakan fitur push e-mailnya. Oalah… ternyata benar ya kebanyakan wanita suka gaptek kalau urusan gadget, senang beli hape baru yang super canggih tapi ternyata hanya untuk gaya-gayaan aja (ssst… termasuk yang nulis notes ini).

Belum habis ngomongin hape, si tuan rumah tiba-tiba menawarkan siomay bandung. Katanya dia punya tukang siomay keliling di komplek perumahannya yang siomaynya enak banget, joss rasa ikan tenggirinya, nggak kalah deh sama siomay di resto terkenal . Dasar tukang makan semua, kamipun serentak buka suara… mau dooong. Tapi mana tukang siomaynya? Tenang, kata teman saya, si tukang siomay punya hape, kalau kita mau pesan, tinggal telpon ke hapenya saja, nanti dia datang. Wah, canggih banget… hape memang sudah betul-betul merakyat sekarang, bahkan tukang siomay kelilingpun punya hape.

Ada lagi nih, teman saya yang lain menambahkan, dia cerita waktu kemarin dia sedang belanja bulanan di sebuah hypermarket, tiba-tiba pembantunya kirim sms mengingatkan untuk tidak lupa membeli beras karena persediaan beras di rumah habis. Belum habis rasa terkejutnya, si pembantunya sms lagi untuk titip minta dibelikan shampoo. Walah!

Saya pun punya pengalaman berkesan mengenai hape. Waktu jamannya pembantu mudik lebaran kemarin, pembantu saya sebelum pulang sempat menitipkan nomor-nomor hape kerabatnya kepada saya. Untuk apa? tanya saya. Ini lo Bu, hape saya kalau di kampung tidak dapat sinyal, jadi kalau Ibu mau telpon saya, bisa ke nomor-nomor hape ini. Ini nomor hape bude saya, yang ini nomor hape ponakan, dan ini nomor hape sepupu saya, jawab pembantu saya kalem. Saya terlongong-longong antara bingung dan kagum. Wah, ternyata di kampung sana sudah banyak orang yang punya hape ya. Oya, berdasarkan hasil riset Polling Center pertengahan tahun lalu, penggunaan hape memang sudah merambah hingga ke rural lo, nggak tanggung-tanggung 42,6% masyarakat rural sudah memiliki hape. Peningkatannya cukup tajam dibandingkan tahun 2006 dimana angka pengguna hape di rural masih 35,45%. Dengan kata lain, hape bukan lagi barang tak terjangkau bagi penduduk di rural, apalagi saat ini banyak provider yang menawarkan pulsa dan hape murah. Jadi jangan kaget kalau suatu ketika anda mendapat sms dari tukang sayur atau tukang jamu keliling menawarkan dagangannya pada anda. Bu, ini minah tukang jamu, kalau mau pesen kunir asemnya lagi, sms saya aja ya Bu…(Eky)

No comments: